Galeri Lampung Sehat
1
Taukah kamu bahwa tanggal 12 April diperingati sebagai Hari Bekal Nasional, ayo jadikan moment ini sebagai penyemangat kita untuk selalu membawa bekal makanan ke kantor ataupun ke sekolah.
Banyak keuntungannya loh : Lebih higienis, sehat dan terjamin, sesuai dengan selera kita, lebih hemat, serta pola makan dan porsi makan lebih terjaga.
Dan yang paling penting bekal yang kita bawa haruslah memenuhi standar gizi seimbang, sesuai kebutuhan tubuh kita sehari hari…. Salam….
Road Show pengaktifan Saka Bakti Husada di Tingkat Cabang serta Ranting kembali dilaksanakan hari ini, Rabu, 11 April 2018.
Pimpinan SBH Daerah Lampung melakukan Pertemuan Koordinasi yang melibatkan Unsur Pimpinan SBH Cabang serta Mabi Saka di tingkat Pangkalan dalam Wilayah Kwarcab Bandarlampung. Turut hadir juga Andalan Cabang Bandarlampung.
Pimpinan SBH Cabang Bandarlampung, Drs. Abu Bakar, M.Kes pada kesempatan itu memberikan apresiasi dg pertemuan ini. Menurutnya dengan pertemuan yang melibatkan unsur Mabi, Kwarran, Pamong Saka serta peserta didik dapat segera terwujudnya pangkalan SBH di Puskesmas.
Pada kesempatan yang sama, Kak Muqouwis AT menyampaikan materi SBH dan Kak dr. Asih Hendrastuti menyampaikan materi peran SBH dalam mendukung Program Kesehatan.
Pada hari ini 24 Maret dunia memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) dimana untuk Pemerintah Daerah Provinsi Lampung menyelenggarakan peringatan HTBS 2018 yang dipusatkan di Bundaran Tugu Adipura dalam bentuk aksi simpatik membagikan bunga dan masker pagi hari ini kepada pengguna jalan raya.
Kegiatan peringatan HTBS 2018 di Provinsi Lampung ini dilakukan bekerja sama antara Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, PDPI ( Perhimpunan Dokter Paru Indonesia), PPTI (Perhimpunan Pemerhati Tuberkulosis Indonesia) (SBH)Saka Bakti Husada Gerakan Pramuka Kwarda Lampung dan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat) Lampung
Tema HTBS 2018 adalah *Wanted: Leaders for a TB-free world. You can make history. End TB* dimana memberikan motivasi kepada kita semua untuk dapat berpartisipasi untuk menyelesaikan masalah Tuberkulois.
Tema Peringatan HTBS 2018 bertujuam mengajak setiap orang turut aktif dalam penanggulangan TBC melalui pekerjaan dan kegiatan mereka sehingga di Indonesia adaptasi tema tersebut adalah *Peduli TBC, Indonesia Sehat dengan aksi: Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC)
Peringatan Hari TBC Sedunia adalah kesempatan untuk meningkatkan kampanye dengan penyebar luasan informasi terkait TBC serta mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam pencegahan dan pengendalianTuberkulosis. Tema peringatan Hari TBC Sedunia tahun 2018 ini adalah
Peduli TBC, Indonesia Sehat dengan aksi: Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC).
Secara Nasional telah disusun 8 (delapan) Rencana Aksi untuk Eliminasi TBC yaitu : (1) Public-Private Mix; (2) Manajemen Terpadu Program Resisten Obat; (3) Kolaborasi TB-HIV; (4) Penguatan Laboratorium; (5) Pengembangan Sumber Daya Manusia; (6) Penguatan Logistik; (7) Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial; dan (8) Informasi Strategis Eliminasi TBC 2035 dan bebas TBC 2050.
Open Defecation Free (ODF) adalah suatu upaya agar masyarakat bebas dari “Buang Air Besar( BAB) sembarangan”
Perubahan perilaku untuk BAB di jamban yang sehat ditumbuhkan melalui upaya peningkatan pengetahuan, kesadaran hingga akhirnya melakukan perubahan perilaku BAB di Jamban Sehat merupakan faktor “Sensitif” untuk mencegah Stunting/ Anak Pendek Penggunaan jamban tidak sehat meningkatkan resiko terkena penyakit Diare, kecacingan, thyphoid dan sebagainya yang pada akhirnya akan mengganggu tumbuh kembang anak.
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung berkomitmen mendukung kegiatan “Jambanisasi”/ODF ini dengan melakukan pemicuan secara langsung.
Gambar diatas adalah salah satu kegiatan praktik lapangan “ORIENTASI KESEHATAN LINGKUNGAN UNTUK STUNTING” di Desa Pancasila dengan peserta berasal dari Kab Lamtim, Lamsel dan Lamteng dengan peserta Para Danramil, Camat, PKK? Ka Puskesmas dan Ka Lapas yang kelak akan berperan sebagai fasilitator di masyarakat
Outbreak Response Immunization (ORI) merupakan kegiatan imunisasi massal bagi masyarakat.
Saat ini di Provinsi Lampung sedang dilakukan ORI Penyakit Difteri, dengan sasaran penduduk usia 1 sd 19 tahun ORI Luas (semua sasaran) dilakukan di Lampung Utara, Lampung Barat, Lampung Tengah dan Bandar Lampung.
ORI Selektif ( ORI di wilayah tinggal Kasus Suspek/Tersangka Difteri) dilakukan di Lampung Selatan, Lampung Timur, Tulang Bawang, Pesawaran, Pringsewu dan Tanggamus
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Bandar Negara Husada (RSUD BNH) merupakan salah satu program unggulan yang digagas oleh Gubernur M.Ridho Ficardo dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Provinsi Lampung.
RSUD BNH merupakan rumah sakit tanpa kelas pertama di Lampung. Meskipun rumah sakit ini bertipe C namun memiliki pelayanan dan fasilitas setara dengan kelas 1. Gubernur M. Ridho Ficardo berharap RSUD BNH dapat menjadi rumah sakit tanpa kelas terbaik di Indonesia.
Meskipun berlokasi di wilayah administrasi Kabupaten Lampung selatan, rumah sakit BNH tidak hanya melayani masyarakat di sekitar Kota Baru saja, namun meliputi wilayah Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Metro.
Kehadiran RSUD BNH juga bertujuan untuk mendukung RSUD Abdoel Moeloek yang saat ini sering over capacity. Yakni dengan memberikan pelayanan cepat terpadu dengan diluncurkannya layanan penjemputan pasien bernama Sahabat Menuju Sehat (SMS)
RSUD BNH saat ini memiliki 104 kamar pasien, enam dokter umum, 34 perawat, 70 petugas kesehatan, dan masing-masing satu dokter spesialis anak, kandungan, anestesi, bedah, dan penyakit dalam. Kemudian, dilayani 19 bidan, dua apoteker, tiga tenaga kefarmasian, satu sanitarian, tiga nutrisionis, dan dua analis laboratorium. RSUD BNH juga memiliki fasilitas seperti unit rawat jalan spesialis anak, bedah, penyakit dalam, kandung, dan gigi. Selain itu, terdapat unit rawat inap, gawat darurat, kebidanan, perinatologi, ICU, laboratorium, radiologi, gizi, laundry, farmasi, dan haemodialisa.
Lampung dikabarkan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri dengan terdapatnya satu kasus yang positif penyakit difteri.
Kepala Dinas Kesehatan Lampung, Reihana, menanggapi kabar tersebut, menegaskan, sejauh ini belum terdapat kasus difteri di Lampung.
“Alhamdulillah, sejauh ini tidak ditemukan kasus difteri di Lampung. Jajaran Kesehatan terus melakukan pemantauan secara ketat, dan Anti Difteri Serum (ADS) yang dimintakan dari Pusat sudah terkirim,” Reihana di Bandar Lampung, Selasa (12/12).
Media nasional pada edisi Selasa memberitakan, berdasarkan data yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan mengenai kasus KLB Difteri yang terjadi sejak Januari hingga November 2017, di Lampung terdapat 1 kasus dengan angka kematian nihil.
Kasus KLB Difteri tertinggi di Jawa Timur dengan 265 kasus dan 11 kematian, disusul Jawa Barat dengan 117 kasus dan 10 kematian. Aceh 76 kasus dengan 3 kematian, hingga Banten dengan 57 kasus dan 3 kematian. Sedangkan DKI Jakarta 13 kasus dan 2 kematian.
Reihana mengatakan, Dinas Kesehatan Lampung telah mengantisipasi dengan melakukan kewaspadaan terkait penyakit difteri tersebut.
“Kami telah menginformasikan kepada seluruh tim Surveilans Epidemiologi, baik kabupaten, kota, hingga Puskesmas agar melakukan Kewaspadaan Penyakit Difteri,” ujarnya.
Dinas Kesehatan Lampung juga melayangkan surat ke Kementerian Kesehatan RI berupa permintaan bantuan ADS (Anti Difteri Serum) pada 29 Agustus 2017.
Pada Selasa siang, paket ADS sejumlah 8 vial sudah dikirim ke Lampung.
Reihana mengungkapkan, berdasarkan Laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), dengan sumber Laporan Surveilans dan Imunisasi Dinkes Lampung, terdapat lima kasus suspect (tersangka) selama 2017 ini.
Pertama, pada 29 Mei 2017 anak usia 8 tahun dengan inisial AAW, alamat di Natar, Lampung Selatan, hasil lab negatif difteri.
Kedua, pada 29 Agustus 2017, inisial R usia 49 tahun, alamat Negara Sakti, Lampung Timur, juga negatif difteri.
Ketiga, pasien inisial SF, usia 39 tahun, dari Way Serdang Mesuji, namun tidak sampai diperiksa lab.
Keempat, pada 11 Desember 2017, pasien A usia 7 tahun, alamat Kota Bumi, Lampung Utara, dengan imunisasi tidak lengkap, proses lab-nya sampel usap tenggorok dikirim pada Selasa (12/12).
Kelima, pada 11 Desember 2017 pasien inisial S dengan usia 21 tahun, alamat Simpang Agung, Lampung Tengah, dengan imunisasi lengkap, proses lab-nya sampel usap tenggorok juga dikirim pada Selasa.
Pada 2016, tidak ada kasus. Pada 2015, kasus tersangka difteri di Lampung adalah 3 kasus, dengan hasil Pemeriksaan Laboratorium negatif.
Kemudian ada 1 kasus di tahun 2014 dan 2015 dengan hasil pemeriksaan laboratorium negatif.
Difteri adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh bakteri CorynebacteriumDiphteria.
Penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.
Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi rutin yang lengkap (dasar pada bayi, lanjutan pada anak usia dibawah dua tahun, anak usia sekolah dasar/sederajat).
Ciri-ciri penyakit difteri adalah demam 38°C, munculnya pseudomembran putih, keabu-abuan, tidak mudah lepas dan mudah berdarah.
Kemudian, sakit waktu menelan, leher membengkak seperti leher sapi, akibat pembengkakan kelenjar leher serta sesak nafas.
Penyakit difteri dapat dicegah melalui imunisasi dengan jadwal saat masih bayi, usia 18-24 bulan, SD Kelas 1, dan SD Kelas 2.
Keberhasilan @dinkesprovlampung sebagai Juara I, Pemenang e-Aspirasi Tahun 2017, Kategori Pengelola Website Dinas Kesehatan Provinsi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Hari Kesehatan Nasional Ke-53 tahun ini membawa kado berkesan bagi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, pasalnya tepat di bulan November ini mendapatkan penghargaan sebagai Juara I Pemenang e-Aspirasi tahun 2017.
Penghargaan sebagai pengelola terbaik Website Dinas Kesehatan Tingkat Provinsi yang diselenggarakan tiap tahun ini diberikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kepada Dinas Kesehatan Provinsi Lampung yang telah berhasil mewujudkan beberapa kriteria kompetisi yang sudah ditentukan sebelumnya.
Kompetisi e-Aspirasi di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini sebagai wujud keterbukaan informasi publik, kemudahan akses, desain website, kemanan website, dan kemudahan pencarian informasi khususnya informasi kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
Website dibidang kesehatan setidaknya memiliki 4 manfaat utama, yaitu pemenuhan hak publik terhadap informasi kesehatan, kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi, diseminasi informasi kesehatan terkini serta media komunikasi dan interaksi antar komunitas untuk penyebaran informasi kesehatan.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Dr.dr.hj. Reihana, M.Kes mengapresiasi keberhasilan ini dan berharap keberadaan website Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dapat memberikan manfaat kepada seluruh lapisan masyarakat.
Reihana juga mengingatkan jajaranya untuk senantiasa meningkatkan upaya pelayanan kepada masyarakat termasuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat.
Apa kriteria pemenang kompetisi e-Aspirasi di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini? Silahkan klik tautan ini : Kriteria e-Aspirasi 2017
sumber : http://www.wartapuskesmas.com/2017/11/13/dinkes-provinsi-lampung-juara-kompetisi-e-aspirasi-2017
Simak juga video apresiasi dari Ka.Pusdatin Kemenkes RI