Presiden RI Joko Widodo kalau hadir di acara kesehatan sering menggembor-gemborkan bawa anak ke Pos Pelayanan Terpadu atau kita sering bilang Posyandu. Apalagi sekarang Kementerian Kesehatan RI telah memfokuskan target kesehatan yang harus dicapai di 2019 adalah pada penurunan stunting, serta perbaikan kualitas dan cakupan imunisasi.
Sebenarnya ada satu lagi, yaitu eliminasi tuberculosis (TBC), cuma itu gak bakal dibahas karena TBC tidak termasuk dalam Posyandu.
Presiden makin menjadi-jadi nih dalam menggenjot masyarakat untuk bawa anak mereka ke Posyandu. Sebelum bahas Posyandu, terlebih dahulu saya akan bahas kenapa stunting dan imunisasi, menjadi target perbaikan kesehatan di 2019.
Okay, poinnya adalah dua target di atas merupakan masalah kesehatan yang harus dibenahi dengan segera di Indonesia. Mari kita buktikan.
Pertama, Stunting, banyak faktor yang menyebabkan stunting, di antaranya dari faktor ibu yang kurang nutrisi di masa remajanya, masa kehamilan, pada masa menyusui, dan infeksi pada ibu.
Faktor lainnya berupa kualitas pangan, yakni rendahnya asupan vitamin dan mineral, buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani, dan faktor lain seperti ekonomi, pendidikan, infrastruktur, budaya, dan lingkungan.
Pada 2010, WHO membatasi masalah stunting di setiap negara, provinsi, dan kabupaten sebesar 20%. Sementara itu berdasarkan Pemantauan Status Gizi 2015-2016, prevalensi Balita stunting di Indonesia dari 34 provinsi hanya ada 2 provinsi yang berada di bawah batasan WHO tersebut, yakni Yogyakarta (19,8%) dan Bali (19,1%).
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu intervensi spesifik gizi pada remaja, ibu hamil, bayi 0-6 bulan dan ibu, bayi 7-24 bulan dan ibu. Selain itu diperlukan juga intervensi sensitif gizi seperti peningkatan ekonomi keluarga, program keluarga harapan, program akses air bersih dan sanitasi, program edukasi gizi, akses pendidikan, dan pembangunan infrastruktur.
Selanjutnya soal Imunisasi, kejadian luar biasa difteri dan campak yang baru-baru ini terjadi membuat pemerintah harus kembali menganalisa terkait cakupan imunisasi yang telah dilakukan, mutu, dan kualitas vaksin yang ada, serta kekuatan surveilans di berbagai daerah.
Namun demikian, cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada 2015 hingga 2017 mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, pada 2015 cakupan imunisasi secara nasional mencapai 86,5%, pada 2016 mencapai 91,6%, dan pada 2017 mencapai 92,4%.
Usulan penajaman program penting dilakukan, yaitu berupa peningkatan cakupan imunisasi, edukasi kepada masyarakat dan advokasi pada pimpinan wilayah, dan membangun sistem surveilans yang kuat untuk deteksi kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Data di atas mengharuskan para orangtua membawa anak ke Posyandu. Sebab dengan datang dan memeriksakan anaknya ke petugas di Posyandu, status gizi dan imunisasi anak bisa terpantau. Dengan begitu jumlah anak sehat akan banyak, mereka bisa berpendidikan mencapai cita-citanya, dan siapa tahu bisa jadi presiden.